Sabtu, 08 Februari 2014

wapeala


 

Tanggal 19-22 Desember 2013, Wapeala Undip baru saja menyelesaikan BTKK Divisi Diving yang merupakan rangkain oprec bagi Calon Masa Bakti Wapeala Lapis XXX. Masih berbicara tentang selam, kali ini Wapeala akan share mengenai biota laut yang membahayakan penyelam.
  1. Yang menggigit/menyerang
    • Ikan Hiu. adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin. Jenis ikan ini sangatlah ditakuti. Akan tetapi ikan jenis ini jarang menyerang dibandingkan dengan kepopuleran dari menyelam itu sendiri. Ikan ini sangat peka terhadap bau darah, ia akan segera menyerang sumber darah segera setelah ia menendeksinya.
    • Ikan Barakuda. Ikan jenis ini sebenarnya tidak begitu berbahaya, akan tetapi ia mempunyai komposisi / susunan gigi yang sangat kuat, maka korban dari gigitan ikan ini akan menimbulkan akibat yang cukup serius sampai-sampai dapat menimbulkan kematian.

    • Moray. ikan ini bentuknya seperti belut / ular, panjang dan mempunyai komposisi gigi yang kuat. Binatang ini sebenarnya takut kepada manusia, ia akan menghindar jika melihat penyelam yang mendekat kepadanya. Ia akan menyerang sebagai pembelaan diri jika secara tiba-tiba ia dikagetkan. Biasanya binatang ini tinggal dilobang-lobang pada celah-celah karang. Luka yang diakibatkan oleh gigitan binatang ini cukup parah. Pemakaian wet suit sangatlah membantu mengurangi bahaya dari gigitan binatang ini.
  2. Yang Berbisa/Menyengat
    • Sea Waps. Nama sebenarnya adalah “Chironex Fleckeri” dan merupakan jenis ubur-ubur yang paling berbahaya. Sungutnya yang hampir tak terlihat di dalam air, bila bersentuhan dengan kulit korban akan mengluarkan sengatan yang amat berbisa. Rasa sakit yang hebat akan terasa, dan kematian akan terjadi beberapa menit akibat sengatan bisa tersebut. Jika terkena sengatan binatang ini, maka bilaslah menggunakan spiritus atau cairan yang mengandung alcohol seperti viksi. Cungkil sungut / duri pada kulit dengan pisau atau kayu, atau keringkan duri tersebut dengan garam, bedak, debu, dll.
    • Portugese Man of War. Jenis ini sangat berbahaya. Tanda-tanda dari binatang ini adalah terdapat pungan (float) yang berisi gas yang berwarna jingga kebiru-biruan serta diatasnya terdapat semacam jambul menyerupai layar. Binatang ini adalah jenis pengapung dan hanyut mengikuti arus air dan arah angin berhembus. Walaupun menyerupai ubur-ubur, namun ia adalah kelompok binatang yang dinmakan Hydroid.
    • Blue Ringed Octopus. ikan kecil yang indah ini terdapat pada celah-celah karang di tepi pantai. Jika diganggu ia akan mengeluarkan cincin berwarna kebiruan pada permukaannya. Keindahannya inilah yang sering menimbulkan korban, terutama pada anak-anak. Luka gigitannya diasanya kecil dan tidak sakit dan sering diabaikan oleh korban hingga terjadinya gejala yang serius. Bisa yang masuk ke dalam tubuh dapat menyebabkan kelumpuhan yang sangat hebat dalam beberapa menit, yang dapat mengakibatkan terhentinya pernafasan. Kesadaran biasanya tidak terganggu, akan tetapi korban tidak bisa berkomunikasi dengan orang-orang di sekitarnya karena kelumpuhan. 
    • Ular LautJenis ular laut ini jumlahnya mencapai 50 jenis dan diasanya dapat mencapai 2-10 kali dari bisa ular kobra. Walaupun sangat berbisa, ular laut ini beristirahat di bawah karang, dan pada malam hari ia melakukan perburuan. 
    • Stone Fish (Ikan Batu). Ikan ini dapt tumbuh hingga mencapai 30 cm an hidup di air yang dangkal, di daerah berkarang dan sangatlah sukar dikenali karena bentuknya yang sama dengan sekelilingnya. Binatang ini menyuntikkan bisanya melalui tulang belakangnya yang keras hingga menembus kulit korban. Gejala umumnya berupa nyeri setempat yang hebat dengan adanya peradangan pada jaringan yang berdekatan dan kaddang-kadang bisa terjadi gejala yang lebih hebat berupa shock gangguan pernafasan, koma hingga kematian. 
    • Bulu BabiJenis ini mempunyai duri yang sangat banyak, panjangnya dapat mencaoai 25 cm dan tajam. Bulu babi biasanya sering menimbulkan bencana pada seorang penyelam. Penyelam tanpa sengaja menginjaknya atau membenturnya. Bulu babi banyak terdapat pada gugusan karang, dicelah-celah karang dan di daerah bebatuan. Umumnya jenis bulu babi yang terdapat di pantai-pantai mempunyai “duri” yang sangat mudah patah dan membenan dalam kulit. 
    • Ikan Pari. jenis ini suka membenamkan dirinya di pasir. Jika seseorang sedang menjelajahi daerah yang berpasir, mungkin akan menemui seekor ikan pari. Binatang ini mempunyai semacam duri yang bergigi dekat dengan ekornya menyerupai cambuk. 
    • Karang ApiSesuai dengan namanya maka seorang penyelam yang menyentuh karang api akan merasakan panas seperti terkena api. Karang api ini berwarna kuning hijau dan merah kecoklatan, biasanya penyelam secara tidak sadar menyentuhnya. Luka akibat terkena karang api itu akan sembuh berkisar antara 2-3 minggu dan akan menimbulkan bekas. 
    • Stinging HydroidHydroid itu berwarna cokelat kehijauan atau berwarna ungu atau putih. Umumnya tumbuh di karang yang berair hangat. Akibat yang ditimbulkan oleh sengatan hydroid ini bervariasi dari rasa gatal hingga rasa sakit yang berat. Beberapa penyelam merasa lebih takut pada hydroid ini daripada Sea Wasp. Jika terkena sengatannya maka sebagai pertolongan pertama dapat diberikan alcohol di bagian yang terkena sengatan.
tulisan ini beracuan pada Buku Petunjuk Pengetahuan Akadamis Penyelaman Jenjang 1 Star Scuba Diver (A1) POSSI-CMAS Indonesia  

 
 
0 

Add a comment

     

    Tanggal 19-22 Desember 2013, Wapeala Undip baru saja menyelesaikan BTKK Divisi Diving yang merupakan rangkain oprec bagi Calon Masa Bakti Wapeala Lapis XXX. Masih berbicara tentang selam, kali ini Wapeala akan share mengenai biota laut yang membahayakan penyelam.

    Yang menggigit/menyerang Ikan Hiu. adalah salah satu jenis binatang berdarah dingin. Jenis ikan ini sangatlah ditakuti. Akan tetapi ikan jenis ini jarang menyerang dibandingkan dengan kepopuleran dari menyelam itu sendiri. Ikan ini sangat peka terhadap bau darah, ia akan segera menyerang sumber darah segera setelah ia menendeksinya.

    Ikan Barakuda.

    Tanggal 7 September 2013, Mahasiswa Pecinta Alam (Wapeala) Universitas Diponegoro melaksanakan Dikjut (Pendidikan Lanjutan) yaitu “Ekspedisi Pancawarna of Java”. Tim Rock Climbing yang terdiri dari Moh Faran Afnan W 642 GRR (Perikanan), Dwi Kusmawardani W 645 GRR (Fisip), dan Tri Kuncoro W 637 TT (Tekhnik Perkapalan) melaksanakan panjat tebing dan pendataan di Tebing Sumbing Gunung Kelud Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Tebing Sumbing memiliki ketinggian kurang lebih 200 meter.
    1

    Dalam rangka pelaksanaan Dikjut (Pendidikan Lanjut) lapis XXIX, 4 anggota Divisi Gunung Hutan Wapeala (Mahasiswa Pecinta Alam) Undip yaitu Yanuar Yoga Anggoro (W-647 Grr), Dini Dewi Purnama Sari (W-648 Grr), Moh. Doni Akbar (W-632 Tt) dan Syarifudin Ahmad (W-634 Tt), mengadakan pendakian di 2 gunung di bagian timur pulau Jawa pada tanggal 26 Agustus- 1 September 2013. Pendakian pertama yang diiringi plot jalur dan memiliki target puncak, dilakukan di Gunung Raung, Bondowoso.
    1

    1. ATIKA NUR ALIN 

    W- 640 Gracula religiosa robusta

    2. ALFI TRIYANTO

    W- 641 Gracula religiosa robusta

    3. MUH. FARAN AFNAN

    W- 642 Gracula religiosa robusta

    4. FIRAS DALIL

    W- 643 Gracula religiosa robusta

    5. ZULFA AMELIA

    W- 644 Gracula religiosa robusta

    6. DWI KUSMAWARDANI

    W- 645 Gracula religiosa robusta

    7. MARIA ULFA

    W- 646 Gracula religiosa robusta

    8. YANUAR YOGA ANGGORO

    W- 647 Gracula religiosa robusta

    9. DINI DEWI

    W- 648 Gracula religiosa robusta

    10.

    Semarang. Pagi tadi, 21 April 2013, WAPEALA (Mahasiswa Pecinta Alam) Universitas Diponegoro menggelar aksi dalam rangka memperingati Hari Bumi tahun 2013 yang jatuh pada tanggal 22 April. Aksi dari WAPEALA ini merupakan rangkaian kegiatan dari peringatan Hari Bumi oleh Universitas Diponegoro.

    Sebanyak 15 orang dari WAPEALA turun ke jalan untuk meramaikan Car Free Day di Jalan Pahlawan dan Simpang Lima untuk memberi selamat serta mengingatkan masyarakat tentang Hari Bumi.
     

    Salatiga. Dalam rangka peningkatan kemampuan menyampaikan informasi melalui media internet terutama blog, Universitas Diponegoro mengadakan Pelatihan Perancangan dan Pembuatan Website pada 18-19 April 2013 di Pondok Remaja Salib Putih, Salatiga.
    1
     

    Memulai pendakian dari Machame Gate 1800 mdpl bersama para pendaki dari berbagai negara membuat pendakian kali ini  terasa berbeda. Kami benar-benar merasa sebagai penduduk dunia. Semangat cinta tanah air menjadi kekuatan dalam diri kami, demi mengibarkan bendera merah putih di Puncak Uhuru, Kilimanjaro. Hari-hari pendakian kami lalui dengan tekad kuat meskipun semakin hari terasa berat karena oksigen yang semakin menipis kami rasakan.
    4
     

    Disebabkan adanya peristiwa kebakaran yang terjadi di gunung Argopuro menyebabkan Tim official Ekspedisi Kilimanjaro memindah lokasi simulasi tingkat medium ke gunung Semeru. Karena hanya gunung tersebut yang memiliki trek mirip dengan gunung Kilimanjaro, meskipun jalurnya tidak sepanjang gunung Argopuro. Ya, akhirnya setelah dibuat pusing akibat permasalahan ini tim berangkat pada tanggal 25 September 2012 dan sampai ke kota adopsi tercinta Kota Semarang pada tanggal 2 Oktober 2012.
    3
     

    Sabtu-Minggu, 15-16 Oktober 2012 lalu, kami mengikuti lomba SRT Tingkat Nasional yang diadakan oleh MAPALAST. Sejujurnya penulis kurang mengetahui detail kegiatan pada tanggal 15 Oktober 2012 yang merupakan babak penyisihan, karena kebetulan acara lomba bersamaan dengan diklat calon atlet di Gonoharjo.
    1
     

    Sabtu - Senin, 8 - 10 September 2012, WAPEALA mendapatkan undangan dari Balai Taman Nasional Karimun Jawa untuk mengikuti Kemah Pendidikan Lingkungan Konservasi di Karimun Jawa. Untuk kegiatan kali ini, WAPEALA mendelegasikan Asis Falachy (605 Mm), Diah Ajeng (636 Tt) dan saya (639 Tt) untuk pergi menghadiri undangan dari BTNKJ.
    2
    Memuat


    Tidak ada komentar:

    Posting Komentar